Selasa, Desember 10, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lakukan Normalisasi Irigasi, Pemdes Rapak Lambur Akan Buka 100 Ha Lahan Tidur

TENGGARONG – Pemerintah Desa (Pemdes) Rapak Lambur mempercepat program normalisasi irigasi di RT 1 Desa Rapak Lambur. Langkah ini dilakukan untuk membuka kembali potensi 100 hektare sawah tidur yang telah belasan tahun tidak produktif, akibat pendangkalan sungai dan sistem irigasi yang rusak.

Kepala Desa Rapak Lambur, Muhammad Yusuf mengatakan, normalisasi irigasi yang menghubungkan Sungai Mangkurawang dengan sawah di kawasan Kejawi telah dimulai. Proyek ini mencakup pengerukan jalur sungai dari Dusun Lamin Datuk hingga Desa Rapak Lambur dengan target penyelesaian pada 2024. Saat ini, sisa pengerjaan sepanjang 1,5 kilometer tengah dikebut.

“Pendangkalan sungai selama lebih dari 15 tahun membuat sawah tidak bisa ditanami karena genangan air tanpa saluran pembuangan. Dengan normalisasi ini, kami ingin memastikan lahan kembali produktif,” ujar Yusuf, Senin (18/11/2024).

Program ini tidak hanya mengatasi banjir yang kerap melanda area sawah, tetapi juga mendukung kesiapan petani memulai musim tanam padi. Sistem irigasi yang diperbaiki diharapkan mengembalikan produktivitas sawah sekaligus meningkatkan hasil panen.

Normalisasi ini didukung penuh oleh Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar. Selain pembenahan saluran irigasi, Pemdes Rapak Lambur dan Distanak juga menyediakan pendampingan teknis untuk memastikan kelancaran program.

Menurut Yusuf, proyek ini menjadi bagian dari komitmen Pemkab Kukar dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan daerah. “Kami ingin memastikan irigasi yang sudah dinormalisasi benar-benar mendukung produktivitas sawah. Dengan ini, kami optimistis hasil panen akan meningkat signifikan,” kata Yusuf.

Langkah ini disambut baik oleh masyarakat Desa Rapak Lambur, terutama para petani yang sudah lama menantikan sawah mereka kembali produktif. Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga mendorong pemulihan ekonomi berbasis agraria di desa tersebut.

“Kami berharap lahan yang sebelumnya tidak produktif bisa menjadi sumber pangan andalan, sekaligus menguatkan ketahanan pangan di Kutai Kartanegara,” tutup Yusuf. (adv)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER