Jumat, Oktober 18, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pengembangan RSUD AM Parikesit Telan Anggaran Rp 164 Miliar

TENGGARONG – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah secara resmi melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gedung 1, 2, dan 3 RSUD AM Parikesit Kukar, Senin (22/5/2023). Kegiatan diawali dengan prosesi adat Tempong Tawar yang dipimpin Sultan Aji Muhammad Arifin.

Peletakan baru pertama diikuti Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kukar, Sunggono. Wakil Ketua DPRD Kukar, Alif Turiadi. Juga Plt Dirut RSUD AM Parikesit, dr Martina Yulianti. Serta beberapa perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kukar.

“Semoga pekerjaan fisik gedung ini tepat waktu, yang kedua kualitasnya juga tetap dengan standar yang ada. Karena memang gedung rumah sakit ini ada standar yang harus dipenuhi,” ujar Edi Damansyah, pasca prosesi peletakan batu pertama, Senin (22/5/2023).

Standar tersebut menjadi perhatian orang nomor satu di Kukar ini, karena berdasarkan pengalaman sebelumnya saat memindahkan lokasi rumah sakit lama di Kecamatan Tenggarong, ke Tenggarong Seberang. Bangunan yang disiapkan di Tenggarong Seberang belum bisa terpakai, karena belum memenuhi standar.

“Sehingga betul-betul harapan kita pekerjaan fisik ini tepat waktu dan juga sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan dengan dokumen perencanaan,” lanjut Edi.

Edi memastikan proyek ini akan berjalan selama 7 bulan kedepan. Meskipun sempat tertunda dari jadwal semula, namun Edi memastikan akan selesai tepat waktu dan akan beroperasi maksimal pada awal 2024.

Terpisah, Plt Dirut RSUD AM Parikesit, dr Martina Yulianti, menyebut pembangunan gedung 1, 2, dan 3 ini akan menghabiskan biaya Rp 164 miliar dari anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Peletakan batu pertama ini menjadi penanda pembangunan dimulai.

Nantinya, bangunan pengembangan RSUD AM Parikesit ini, akan digunakan untuk beberapa pelayanan penting. Di antaranya untuk ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang Intensive Care Unit (ICU), ruang operasi, ruang hemodialisa, rehabilitasi medis, dan poliklinik eksekutif, serta beberapa fasilitas penunjang lain.

“Semoga tepat waktu dan diberikan kelancaran agar awal tahun depan sudah ada pelayanan yang dilakukan di gedung baru,” ujar Martina.

Pengembangan rumah sakit ini, dijelaskan Martina, memang sudah sejak lama direncanakan. Termasuk membuat masterplan-nya, lantaran bangunan yang ada sudah berusia lebih dari 10 tahun. Diikuti beberapa kerusakan, seperti kebocoran yang sering mengganggu layanan.

Untuk selanjutnya, bangunan lama akan dialihfungsikan menjadi paviliun. Sementara bangunan baru, nantinya ada 10 ruang operasi, 50 tempat tidur untuk intensif. Baik itu ruang ICU, NICU, ICCU, PICU. 40 tempat tidur di ruang hemodialisa, dan 20 ruang fisioterapi, ruang UGD tiga lantai, dan beberapa poliklinik eksekutif. (adv)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER