Jumat, September 20, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Toleransi Sejak Lama Tumbuh di Desa Kerta Buana

TENGGARONG – Toleransi sepertinya bukan hal yang asing bagi Desa Kerta Buana. Bahkan desa ini dianggap sebagai miniatur Indonesia, karena keberagaman Suku, Agama Ras dan Antargolongan (SARA). Dari 5.625 warganya, mayoritas beragama Hindu, sisanya beragama Islam, Protestan, Katolik, Buddha dan Konghucu.

Masyarakat Desa Kerta Buana turut mendukung rangkaian Hari Nyepi yang jatuh pada 23 Maret 2023. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Desa Kerta Buana, I Dewa Ketut Adi Basuki. Masyarakat non-Hindu katanya, turut andil memberikan dukungan pada masyarakat yang merayakan Hari Nyepi.

“Dukungan luar biasa dari masyarakat non-Hindu, apalagi di sini toleransi sudah dibentuk sejak lama, cukup bagus, dan luar biasa, dan animo mereka sangat luar biasa,” ujar I Dewa Ketut Adi Basuki, Selasa (21/3/2023). “Ada yang turut menjaga lingkungan dari masyarakat non-Hindu, kita saling menjaga biasa itu,” lanjutnya.

Rangkaian Hari Nyepi diawali dengan Pawai Ogoh-ogoh, yang sempat vakum selama 2 tahun karena pandemi Covid-19. Pawai ini menarik pengunjung hingga ribuan orang. Acara yang ditunggu oleh masyarakat ini, akan ikut mengerek perekonomian warga Desa Kerta Buana. “Sejak pagi hari, banyak masyarakat yang membuka lapak jualan dadakan,” tutupnya. (adv)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER