TANJUNG REDEB – Anggota Komisi III DPRD Berau, Sakirman memiliki program rutin setiap tahun berupa studi banding untuk para petani ke luar daerah. Para petani itu belajar, tiru dan modifikasi konsep pertanian untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan seputar pertanian.
Setiap tahun sekitar 15 orang yang diberangkatkan baik pada sektor pertanian, perikanan, dan peternakan. Sejauh ini sudah terlaksana empat kali. Bahkan dirinya berencana akan memberangkatkan penyuluh pertanian juga. Itu berdasarkan usulan reses yang diterimanya di daerah pilihan (dapil) 4.
“Agar para penyuluh dan petani ini bisa terhubung sehingga apa yang diinginkan untuk kemajuan sektor pertanian dapat tercapai,” katanya. “Saya ingin petani kita melek dan melihat kondisi pertanian diluar. Entah studi tiru lalu dimodifikasi atau seperti apa,” sambungnya.
Yang menjadi fokusnya yakni meningkatkan hasil produksi pertanian. Seperti petani padi di Berau hanya mampu memproduksi 3-4 ton per hektare. Tapi di daerah Jawa mampu menghasilkan hingga 13 ton per hektare. Itulah yang menjadi perhatiannya untuk dapat ditiru para petani di Berau.
“Karena di sini baru 3-4 ton produksinya, tapi di Jawa bisa sampai 13 ton dalam satu hekatare,” ungkapnya.
Apalagi, diakuinya para petani di Berau merupakan orang transmigrasi yang telah memiliki lahan seluas 2 hektare dari pemerintah. Yang mana dianggap mampu untuk bertani dan produksinya didorong untuk terus ditingkatkan.
Sakirman juga ingin membuat program pendekatan kepada para petani yang dibungkus dalam rembug di lokasi persawahan atau perkebunan. Harapannya mereka bisa lebih terbuka untuk diskusi. “Yang penting kita bisa menangkap apa persolannya utama sektor pertanian di Berau ini,” tuturnya.
Dia juga menambahkan, saat ini Kampung Buyung-buyung dipilih menjadi pilot project pengadaan peralatan penunjang pertanian. Yang diharapkan rampung tahun depan. Termasuk pengadaan drone untuk memudahkan pemupukan jika diizinkan. (adv)