TENGGARONG – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutai Kartanegara (Kukar) terus berinovasi untuk mendukung produktivitas pertanian melalui program strategis Rapak Kukar. Program yang kini memasuki tahap finalisasi ini diharapkan menjadi dasar perencanaan kebutuhan sarana produksi pertanian, seperti pupuk dan kapur, guna menjawab tantangan penyusutan lahan sawah di Kukar.
Kepala Distanak Kukar, Muhammad Taufik, mengatakan Rapak Kukar akan menjadi database utama yang digunakan oleh berbagai pihak, termasuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya.
“Database ini akan menjadi panduan dalam menyusun kebutuhan sarana produksi, sehingga perencanaan menjadi lebih terarah dan produktivitas petani dapat terus meningkat,” ujar Taufik, Senin (11/11/2024).
Melalui Rapak Kukar, Distanak Kukar menargetkan peningkatan produktivitas padi dari 4,1 ton per hektare pada 2023 menjadi 4,3 ton per hektare pada 2024. Selain itu, target produktivitas jagung juga dinaikkan menjadi 5 ton per hektare.
“Progres ini dilakukan secara bertahap. Tahun lalu, produktivitas padi masih di angka 3,7 ton per hektare, kini sudah mencapai 4,1 ton. Dengan langkah ini, kami optimistis bisa mencapai target,” ungkap Taufik.
Di tengah optimisme, Distanak Kukar juga menghadapi tantangan berupa penyusutan lahan sawah. Dari lebih dari 20 ribu hektare, kini lahan sawah yang tersisa sekitar 18 ribu hektare. Menurut Taufik, penyusutan ini menjadi tantangan besar, namun dengan database yang terintegrasi dari Rapak Kukar, perencanaan kebutuhan pupuk dan kapur dapat dilakukan lebih efisien.
“Kami memanfaatkan data ini untuk menyelaraskan kebutuhan sarana produksi dengan luas lahan dan tingkat produktivitas. Dengan cara ini, potensi kehilangan hasil akibat penyusutan lahan bisa diminimalkan,” jelasnya.
Dengan implementasi Rapak Kukar, Kukar diharapkan tetap menjadi produsen padi terbesar di Kalimantan Timur. Database yang akurat akan membantu petani mendapatkan sarana produksi tepat waktu, sehingga produktivitas dapat terus ditingkatkan.
“Produktivitas yang meningkat akan berdampak langsung pada peningkatan produksi, selama lahan tidak menyusut lebih jauh. Program ini adalah langkah strategis untuk mempertahankan peran Kukar sebagai daerah agraris utama,” tutup Taufik. (adv)