TANJUNG REDEB – Anggota DPRD Berau, Elita Herlina, menyoroti persoalan stunting di Kabupaten Berau yang masih menunjukkan tren peningkatan. Ia menegaskan bahwa penanganan stunting membutuhkan kolaborasi dari berbagai lintas sektor, bukan hanya tanggung jawab satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Kalau stunting ini lintas sektor. Jadi, kita tidak berbicara hanya satu OPD,” ujar Elita Herlina, Jumat (10/11/2024).
Elita menjelaskan bahwa melonjaknya prevalensi stunting di Berau tidak bisa dipisahkan dari isu ketahanan pangan, lingkungan, serta situasi sosial ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan program-program terintegrasi yang melibatkan seluruh OPD terkait untuk menurunkan angka stunting.
“Kita berharap semua OPD terkait dapat mencetuskan program yang efektif untuk menekan angka stunting. Kolaborasi ini sangat penting,” jelasnya.
Selain itu, Elita menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mendukung upaya pencegahan stunting, salah satunya melalui pemeriksaan rutin di Posyandu.
“Kadang masyarakat acuh tak acuh, tunggu sakit baru periksa. Padahal, pemeriksaan di Posyandu sangat penting untuk memantau tumbuh kembang balita,” tegasnya.
Elita juga menyoroti kurangnya pemahaman masyarakat tentang stunting, termasuk indikator seperti tinggi dan berat badan anak yang sesuai usia. Oleh karena itu, ia mendorong dinas terkait untuk lebih aktif memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
“Banyak masyarakat yang tidak paham apa itu stunting dan kategorinya. Karena ketidaktahuan itu, sering kali mereka lambat atau bahkan tidak mau memeriksakan anaknya,” tambah Elita.
Ia berharap upaya pencegahan stunting dimulai sejak dini, mencakup masa pernikahan, kehamilan, hingga perawatan bayi dan balita. Langkah ini dianggap sebagai kunci utama untuk memastikan anak tumbuh sehat dan terhindar dari stunting.
“Semoga ke depan pemerintah dapat menemukan solusi konkret agar angka stunting terus ditekan,” tutup Elita. (adv/en)
