TENGGARONG – Sebanyak 4 jenis bencana berpotensi terjadi di Kukar, yaitu kebakaran hutan dan lahan (karhutla), tanah longsor, kekeringan, dan banjir. Untuk penanganan bencana tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara (Kukar) berharap sejumlah pihak peduli.
Untuk meminimalisasi bencana tersebut, BPBD Kukar memberi perhatian besar untuk mengurangi jumlah korban. Baik korban jiwa, korban harta, dan aktivitas publik. Hal ini belajar dari bencana banjir dadakan yang terjadi di Kelurahan Sungai Seluang Kecamatan Samboja pada 27-28 Mei 2024.
Berdasarkan hasil penelusuran tim BPBD Kukar, penyebabnya curah hujan yang cukup tinggi, ditambah faktor-faktor lain seperti drainase maupun aktivitas perusahaan di Kelurahan Sungai Seluang.
Pada waktu yang sama, 27 Mei 2024, juga terjadi peristiwa longsor di Kelurahan Amborawang Darat, Kecamatan Samboja Darat yang mengakibatkan satu unit rumah mengalami rusak berat. “Lokasi kejadian sangat berdekatan dengan wilayah kerja atau aktivitas tambang perusahaan PT Singlurus Pratama,” ungkap Kepala BPBD Kukar, Setianto Nugroho Aji.
Beberapa hari selanjutnya, BPBD Kukar mendapatkan informasi adanya longsoran tepat di sisi jalan umum yang menghubungkan Kecamatan Sangasanga menuju Kecamatan Muara Jawa. Juga berdekatan dengan aktivitas pertambangan.
“Dari pemantauan tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas pertambangan berpotensi besar terhadap terjadinya bencana longsor, banjir, bahkan banjir bandang,” lanjut Setianto.
Untuk itu BPBD Kukar mengimbau perusahaan yang bersangkutan agar dapat menginformasikan kepada masyarakat sekitar dan BPBD Kukar perihal antisipasi dan mitigasi penanganan potensi bencana di wilayah aktivitas perusahaan.
BPBD menaruh atensi besar dan akan terus melakukan pemantauan terhadap kejadian-kejadian bencana tersebut. Dengan harapan agar kejadian yang sama tidak terulang lagi di semua wilayah Kukar. (adv)