TANJUNG REDEB – Anggota DPRD Berau, Arman Nofriansyah menyoroti rencana Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Berau bergabung dengan Universitas Muhammadiyah Berau (UMB). Menurutnya, penyatuan tersebut dinilai terburu-buru.
Beberapa waktu lalu ada penolakan dari sejumlah mahasiswa dan dosen Stiper, sehingga dia meminta untuk mempertimbangkan segala aspek demi kebaikan kedua perguruan tinggi tersebut.
“Perlu ada pertemuan kembali antara pihak UMB dengan mahasiswa maupun dosen yang kemudian menolak,” ucapnya.
Arman menambahkan penyatuan ini harus memikirkan segala pihak. Sehingga ketika terjadi penyatuan ini tidak ada lagi pihak yang menolak. Mahasiswa dan dosen yang menolak katanya, memiliki alasan yang jelas. Menurut Arman, karena mereka tidak diberikan akses informasi.
“Mahasiswa dan dosen tersebut tidak diberikan informasi sehingga wajar kalau ada penolakan,” jelasnya.
Terlebih, Stiper merupakan kampus pertanian satu-satunya di Kabupaten Berau. Maka perlu kajian mendalam terkait penyatuan ini. Baik dari instansi UMB ataupun dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XI Kalimantan.
“Jangan sampai penyatuan ini merugikan mahasiswa, karena merekalah penerus pemimpin bangsa. Jadi semua keluhan mereka atas penyatuan ini harus diakomodir,” sambungnya.
Pengurus Stiper pun perlu memberikan pemahaman kepada para mahasiswa dari dampak positif dari penyatuan ini. Dirinya akan mendukung langkah tersebut jika alasannya memang menguntungkan kedua belah pihak.
“Intinya jangan terlalu terburu-buru dengan penyatuan ini. Takutnya, hanya menjadi keuntungan salah satu pihak,” pungkasnya. (adv)