BONTANG – Persoalan stunting di Kota Bontang masih menjadi perdebatan, karena jumlahnya yang dinilai tidak konsisten. Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Bontang, Tri Ismawati mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang perlu menyajikan data yang akurat tentang stunting di Kota Bontang.
Angka ini menjadi sorotan Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, karena berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI), ada kenaikan angka stunting di Kota Bontang. “Pj Gubernur sudah menunjukkan data, tidak bisa kita tentang, wali kota juga harus menunjukkan data,” katanya, Jumat (2/8/2024).
Ia ingin Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait melakukan pendataan secara menyeluruh di Kota Bontang. Terutama di kawasan pesisir, yang menjadi lokasi tertinggi kasus stuntingnya. Kemudian jika ada daerah yang belum tersentuh, maka harus disusuri dan didata anak-anak yang gizinya belum terpenuhi.
Saat ini ia melihat posyandu-posyandu telah melakukan langkah pencegahan stunting dengan baik, seperi memberikan telur, kemudian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan tentu penginputan data bayi-bayi.
Seluruh kalangan diharapkan dapat menuntaskan stunting. Dinas terkait melalui kelurahan, kemudian kelurahan memberikan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat untuk datang ke posyandu.
Tri berharap stunting di Kota Bontang dapat teratasi dan mencapai target, hingga 14 persen bahkan dapat mencapai 0 persen. “Kalau bisa 0 persen, tapikan tidak bisa total hilang,” harapnya. (adv)