TENGGARONG – Untuk mempercepat penanganan stunting, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara membentuk Tim Percepatan Penanganan Stunting Kabupaten (TPPSK) yang dipimpin Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin. Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kukar dan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kukar, Arianto, menjadi wakil ketua dan sekretaris tim.
“Tim ini akan bekerja secara lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mencegah dan menangani stunting,” ungkap Arianto, Sekretaris TPPSK Kukar.
Berbagai OPD terlibat, yaitu Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), serta DP2KB Kukar. Dinkes Kukar akan bertanggung jawab pada pemeriksaan bayi, balita, dan ibu hamil yang berpotensi mengalami stunting, serta memberikan rekomendasi gizi.
DP2KB Kukar akan fokus pada pembinaan keluarga, termasuk pola asuh yang tepat bagi anak dan remaja melalui program Generasi Berencana (Genre), yang melibatkan pelajar SMP dan SMA dalam bimbingan terkait perencanaan keluarga. Selain itu, calon pengantin (catin) juga akan mendapatkan pendampingan dan bimbingan, termasuk pemeriksaan kesehatan reproduksi.
DPMD Kukar akan memastikan desa-desa mengalokasikan anggaran APBDes untuk penanganan stunting, serta mengoptimalkan fungsi Posyandu dan kader-kadernya. Ketua RT juga memiliki peran penting dengan memastikan ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita di wilayahnya memanfaatkan layanan Posyandu.
Bappeda Kukar akan mengutamakan anggaran yang diperlukan untuk pencegahan stunting, karena program ini merupakan prioritas strategis nasional.
Pemkab Kukar optimistis angka stunting bisa terus menurun. Dari 27,6 persen pada 2022, stunting di Kukar berhasil diturunkan menjadi 17,1 persen pada 2023. Berdasarkan penghitungan terbaru pada Juni 2024, angka stunting sudah berada di 15 persen. Targetnya adalah 14 persen pada 2024, namun Bupati Kukar optimistis bisa mencapai angka nol atau bebas stunting pada tahun yang sama.
“Pak Bupati optimis kita bisa lebih rendah dari target 14 persen, bahkan mencapai nol stunting pada 2024,” tutup Arianto. (adv)