TANJUNG REDEB – Untuk mendeteksi kasus ginjal akut, anggota Komisi II DPRD Berau, Sri Kumalasari meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau membuka posko pengaduan masyarakat. Di posko ini masyarakat bisa melakukan pemeriksaan dini gejala ginjal akut dan Dinkes Berau bisa mengambil langkah pencegahan.
“Masyarakat juga tidak malu untuk melakukan pengecekan kesehatan, apabila Dinkes telah membuka posko. Malah lebih baik jika bisa setiap kampung ada posko pengecekan,” katanya.
Menurutnya, posko pengaduan sama halnya dengan jemput bola, seperti saat vaksin Covid-19 beberapa waktu lalu. “Saya khawatir, gejala ginjal akut terjadi juga di Berau, namun masyarakat belum mengetahui ciri-ciri dan gejalanya, karena tidak semua masyarakat paham,” ujarnya.
Politikus Partai Golkar ini menambahkan, angka kematian cukup tinggi akibat ginjal akut terjadi pada anak dengan rentan usia 0-5 tahun. Hal ini juga menjadi kekhawatiran bagi dirinya dan orangtua lainnya.
“Menurut saya, langkah membuka posko ini tepat karena banyak masyarakat di kampung yang belum mengetahui gejala ginjal akut,” imbuhnya.
Sri Kumalasari mencontohkan di kawasan blank spot, tentu sulit untuk mendapatkan data terbaru penyakit ginjal akut yang salah satunya diakibatkan obat sirop yang dijual bebas di warung. “Meskipun di satu sisi, apotek telah menyetop penjualan. Seharusnya ada sosialisasi,” ucapnya.
Kendati demikian, dirinya meminta masyarakat untuk tidak takut dan malu memeriksakan kondisi kesehatan. “Harus percaya pada dokter dan jangan mengonsumsi obat yang tidak dianjurkan,” pungkasnya. (adv)