SAMARINDA – Demi memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie (AWS) membuka layanan Laboratorium Radioimmunoassay (RIA) pada Instalasi Kedokteran Nuklir. Pembukaan laboratorium RIA ini yang pertama di Kalimantan dan luar Pulau Jawa.
Direktur RSUD AWS, dr David Hariadi Masjhoer menjelaskan, laboratorium RIA mulai beroperasi sejak tiga hari lalu. Saat ini, laboratorium RIA melayani pemeriksaan penyakit gangguan tiroid/gondok, termasuk kanker, dan penyakit gondok yang tidak terdeteksi secara klinis mau pun pemeriksaan darah.
“Selain itu, di laboratorium RIA juga bisa melakukan pemeriksaan penyakit lain, seperti ginjal dan jantung,” jelas dr David kepada Diskominfo Kaltim, Rabu (19/10/2022).
Proses pemeriksaan melalui laboratorium RIA, pada prinsipnya tubuh pasien akan dimasukkan bahan radioisotop dan ditangkap oleh sel-sel yang ditargetkan mengalami kelainan/gangguan. Kemudian difoto, sehingga terlihat jika ada bagian tubuh yang mengandung sel sel yang terganggu tersebut.
“Bila sel tubuh normal, maka radioisotop ini akan lewat saja dan tidak terlihat dengan foto,” terang David. Tingkat akurasi pemeriksaan melalui laboratorium RIA untuk mendeteksi sel-sel yang sakit atau terganggu, bisa mencapai 99 persen baik sensitifitas dan spesifitas.
Laboratorium RIA merupakan revolusi dalam pemeriksaan medis dengan menggunakan isotop radioaktif. Karena menggunakan zat radioisotop ini, laboratorium RIA tergabung dalam instalasi kedokteran nuklir.
Tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di laboratorium RIA diharuskan memiliki kemampuan dan persyaratan khusus. Termasuk dalam pengelolaan limbahnya yang dikelola terpisah. Diketahui, saat ini tergabung di instalasi kedokteran nuklir ada sekitar 3-4 orang nakes. (adv/diskominfokaltim)