Sabtu, November 23, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Buaya Rusak Usaha Tambak, Madri Minta Pemkab Segera Cari Solusi

TANJUNG REDEB – Permasalahan buaya yang kerap muncul di sungai, bahkan di objek wisata unggulan Bumi Batiwakkal menjadi perhatian Ketua DPRD Berau, Madri Pani. Kemunculan buaya ini sangat membahayakan masyarakat, utamanya yang bekerja sebagai nelayan atau petambak.

Dirinya meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Berau untuk memperhatikan ekosistem buaya di Kabupaten Berau demi keselamatan masyarakat. “Jangan sampai masyarakat takut untuk turun mencari rezeki karena khawatir ada buaya,” ucapnya.

Disebutnya, pelaku usaha tambak merasa dirugikan karena sudah menggelontorkan dana yang besar namun buaya merusak usaha mereka. Dia menyayangkan tidak sedikit kejadian masyarakat diterkam buaya saat sedang berada di sungai. Salah satunya terjadi di Kecamatan Talisayan, baru-baru ini.

“Karena ada laporan masyarakat pesisir Berau yang memiliki usaha tambak mendapati tambaknya sedang dinaiki oleh buaya di sana,” ujarnya.

Dirinya meminta kepada DLHK untuk mengkaji kembali terkait penanganan buaya yang menjadi sumber ketakutan nelayan di Berau. Bila perlu pihak BKSDA mengkaji ulang aturan dan kebijakan yang berlaku.

“Seperti melakukan penangkapan buaya dan dibuatkan penangkaran sebagai wisata. Ini sebagai contoh saja untuk DLHK dan BKSDA membuat suatu program agar permasalahan buaya ini dapat diselesaikan,” katanya.

“Jadi masyarakat yang menangkap buaya tersebut tidak dengan membunuhnya melainkan merelokasikan ke tempat penangkaran yang telah tersedia. Inikan nilai positif untuk ekowisata kita,” tambahnya.

Menurutnya, salah satu penyebab buaya berkeliaran karena habitat aslinya telah rusak dan sumber makanan buaya yang berada di hulu sungai sudah habis dan tercemar oleh limbah pabrik.

“Seperti tercemar akibat limbah tambang ataupun limbah sawit hasil pemupukan, dampaknya mengakibatkan para buaya di sana harus mencari makan ke perantaran sungai pemukiman masyarakat,” bebernya.

Sebab itu, Madri meminta kepada DLHK dan BKSDA Berau untuk mengkaji dan membuat aturan yang tidak membahayakan habitat buaya yang ada.

Madri menambahkan, pihak terkait perlu memerhatikan nasib dari para nelayan dan petambak agar tidak merasa diteror dengan ketakutan akibat kemunculan hewan pemangsa ini.

“Untuk itu Pemkab Berau harus mencari solusi agar para nelayan bisa bekerja tanpa adanya rasa khawatir tentang kemunculan hewan pemangsa tersebut.” tandasnya. (adv)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER